Thursday, July 21, 2011

Sekedar Berceloteh

oleh: Atika Almira


Kenapa masuk ekskul itu penting buat gw?
Oke, buat gw jawabannya simpel. Apa lu mau setelah lu ninggalin masa SMA lu, lu gak dikenal sama temen-temen lu? Apa lu mau setelah lu lulus SMA, lu gak punya cerita-cerita yang bisa lu kenang sampai lu tua nanti? Apa lu mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa bener-bener ngembangin apa yang lu punya? Apa lu mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa belajar lebih banyak lagi (dan pelajarannya bukan pelajaran biasa yang bisa lu dapetin di dalam kelas!) ? Apa lu mau? Gw sih nggak mau. Itu yang bikin gw punya keinginan untuk ada di sini, di tengah-tengah orang-orang yang inspiring, motivating, dan… gila! Dan gw bener-bener bersyukur, gw ada di sini. Dan ternyata, ada alasan yang lebih baik yang baru gw sadari setelah ada di dalam ekskul SMANSA; dengan lu ada di sini, lu bisa punya banyak kesempatan untuk banyak memberi.

Kenapa gw milih OSIS, DKM, KIR, eASY, dan Bullet’s?
Gw mau masuk OSIS, DKM, dan Bullet’s sejak gw masih di SMPIT Ummul Quro #emangpalingoptimis. Ada alasan yang spesifik? Untuk ketiga ini, ya. Mereka bertiga cocok sama apa yang gw punya, apa yang bisa gw kasih, dan apa yang ingin gw dapatkan. Untuk KIR dan eASY, jujur aja gw gak punya alasan spesifik. Gw merasa masuk ke dalamnya “secara tidak sengaja” karena tadinya gw lebih ingin jadi official Panssera, masuk Vocsa, dan ikutan SS (yang setelah dipikir-pikir memang tidak terlalu sesuai sama diri gw hahaha). Ya, mungkin takdir juga yang membawa gw ke “lingkaran-lingkaran” ini.

Bukannya punya ekskul banyak itu susah bagi waktunya?
Ya! Gak gampang bagi waktu untuk kelima ekskul yang gw punya. Memang akan sangat sulit bagi kita untuk bisa bersikap adil. Gw pun bukan gak pernah gagal dalam masalah manajemen waktu. Tapi justru dengan kegagalan atau kesalahan itu, gw jadi lebih kenal diri gw sendiri dan gw belajar caranya bangkit dari kesalahan.
Dan gw yakin, asal kita memang punya komitmen apa pun bisa dilakukan. Apa susahnya hadir kumpul ketika kita memang punya waktu untuk datang? Apa susahnya meminta izin dan menanyakan kontribusi yang bisa kita berikan ketika kita tidak bisa hadir? Ada suatu quote yang pernah gw dengar dari salah satu alumni SMANSA (kalau tidak salah Teh Tuti, Ketua I OSIS WINDMILL. Mohon maaf kalau redaksinya tidak persis) 
“Ini bukan tentang seberapa sering kita hadir kumpul, tapi seberapa besar kontribusi atau pengaruh yang kita berikan ketika kita bisa hadir.” 
(Intinya seperti itu) Ya, gw dan teman-teman lainnya yang juga punya ekskul dengan jumlah yang mencekik hanya bisa berusaha memberikan sebanyak-banyaknya yang kami bisa.

Gimana masalah belajar? Apalagi, bukannya OSIS sangat menyita waktu?
Mungkin waktu belajar gw emang gak sebanyak temen-temen yang gak ikut organisasi atau ekskulnya hanya 1-2. Gw hanya berusaha fokus. Di saat gw harus mengurus OSIS atau mengurus ekskul lainnya, gw akan jadi orang yang gila kerja. Di saat-saat seperti itu gw cuma berusaha percaya kalau gw akan punya waktu untuk belajar. Acara di SMANSA juga gak dilaksanakan setiap hari, kan? Di lain waktu, saat gw memang harus belajar, gw akan belajar; kapan pun dan di mana pun. Seperti yang salah satu penulis lain udah bilang, “ikut organisasi gak ngurangin waktu belajar lu, tapi membiasakan lu untuk rela mengurangi waktu main-main dan istirahat.”
Lu hanya perlu kerja keras dan percaya atau enggak, hasilnya selalu menyenangkan! (Allah gak pernah bohong, karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan :) Q.S Al-Insyirah : 6) Semua hanya butuh pengorbanan. Tapi buat gw, apa yang gw dapetin di OSIS, DKM, dan ekskul2 gw lainnya jauh lebih besar dari apa yang udah gw korbanin. Ini peluang bisnis di mana lu gak akan pernah rugi.

Bagaimana dengan orang tua?
Perjuangan gw gak main-main untuk mempertahankan ekskul-ekskul gw. Rajin di SMANSA (yang berarti jarang di rumah) bikin orang tua menuntut lebih ke gw. Gak cuma sekali mereka meminta gw “merelakan” salah satu ekskul gw. Tapi di sini yang bisa gw lakukan adalah menjaga kepercayaan mereka. Kepercayaan bahwa gw sudah besar dan tahu apa yang harus dilakukan; bahwa dengan segala kesibukan yang bisa gw punya masih bisa menjaga prestasi gw; bahwa justru dengan partisipasi aktif gw di sana, gw bisa belajar banyak hal yang akan membuat gw jadi lebih baik. Pada akhirnya orang tua gw sangat suportif dan gak pernah lagi menentang apa yang gw kerjakan selama itu masih dalam koridor yang seharusnya.

Apa yang gw dapet dari ekskul gw? Dari OSIS gw tercinta?
Pengalaman tak terlupakan seumur hidup, kesempatan untuk jadi gw yang lebih baik, pelajaran untuk bangkit dari kegagalan, pelatihan gratis public speaking dan management, pressure besar untuk optimal memanfaatkan waktu, networking, wadah luas untuk menyalurkan kreatifitas, tantangan yang gak biasa, jadi panitia acara-acara keren, dan masih banyak lagi. Ah, iya. Ada satu lagi, sahabat, juga keluarga terbaik. Untuk yang satu ini, kalau kata alumni SMANSA, gak akan pernah tergantikan :)

Terakhir...
“Kalau gw gak punya mimpi yang ingin gw raih di masa depan, gw akan bertahan di SMANSA selama bertahun-tahun ke depan.”
Ya, dengan ikut ekskul, gw jadi sangat sayang SMANSA. Gw ingin memberi sebanyak yang gw bisa selama gw masih ada di sini. Sekarang udah jadi tahun terakhir bagi gw untuk bisa ngasih kontribusi. Untuk adik-adik gw, gw mau kalian bisa menggantikan tempat kami yang sebentar lagi sudah gak di sini. Ya, kami juga mau kalian punya rasa sayang yang sama terhadap sekolah ini.
Ditunggu kontribusinya di organisasi/ekskul SMANSA! Hanya dengan banyak memberi manusia bisa banyak menerima. 

Dari orang yang akan selalu kangen mondar-mandir di SMANSA dengan segenap hati dan seluruh energi yang dimiliki :p

P.S. bagi yang punya pertanyaan, gw akan dengan senang hati menjawab loh, dan gw mohon maaf jika sedikit banyak tulisan gw ini menyinggung perasaan salah satu dari kalian

Atika Amira
yang merasa dirinya bagian dari 28 organisasi/ekskul SMANSA :)

No comments:

Post a Comment